Teknik Mesin 2003. Powered by Blogger.

Tuesday 2 February 2010

Blue Energy

Anonymous / / 2


Berbagai penelitian dilakukan untuk mendapatkan berbagai sumber energi alternatif untuk menggantikan energi fosil yang hingga kini masih menjadi sumber energi primer. Teknologi energi angin, surya, biomassa, geothermal, air dan hidrogen hingga kini berkembang lebih pesat dibanding sumber energi alternatif lainnya. Tetapi meski demikian sumber energi alternatif di luar yang telah disebutkan
sebelumnya, menarik dan berpotensi juga untuk dikembangkan lebih jauh.

Jan Post seorang mahasiswa S2 dari Wageningen University, Inggris, belum lama ini menyelesaikan thesis untuk mendapatkan gelar doktor, yang mengangkat tema potensi energi alternatif dari pencampuran air garam dan air tawar atau memanfaatkan perbedaan tingkat salinitas cairan. Menurut thesisnya, dalam skala besar potensi blue energy atau energi biru di seluruh dunia sangat luar biasa.

Hal yang sama terjadi di Indonesia pada akhir tahun 2007 lalu dimana blue energy menjadi pusat perhatian dan diharapkan menjadi energi alternatif pengganti BBM. Hanya saja ada perbedaan jauh dari kedua bentuk blue energy tersebut.

Jika Joko Suprapto si penemu blue energy Indonesia menggunakan energi listrik untuk mengubah air laut menjadi BBM atau bisa dikatakan elektrolisa, maka Jan Post secara ilmiah menggunakan perbedaan salinitas air untuk menghasilkan listrik.

Pada dasarnya blue energy menerapkan prinsip mengalirnya elektron dalam campuran air garam dan air.

Prinsip ini bukan termasuk baru, karena sudah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu dan pada tahun 1950an pertama kali diuji coba di laboratorium. Ada dua metode untuk menghasilkan energi biru; yang pertama dikenal dengan pressure-retarded osmosis dan satunya lagi adalah reverse electrodialysis.

Tetapi Jan Post dalam thesisnya lebih memilih metode terakhir, dengan pertimbangan bahan baku yang digunakan, berupa air laut dan air sungai, banyak tersedia di seluruh dunia. Dalam uji coba yang dilakukannya di laboratorium dengan menggunakan metodenya, untuk menghasilkan listrik yang besar sangat dimungkinkan. Perbedaan tingkat salinitas air bisa menghasilkan 80% energi. Bahkan menurut Post, kelayakan secara teknis mencapai 60-70% dan kelayakan ekonominya sedikit lebih rendah dari angka tersebut sebelumnya.

Sesuatu yang menarik dari thesis Jan Post adalah, bahwa setiap benua secara teknis mempunyai potensi energi biru yang berbeda-beda. Australia berpotensi 65%, Afrika sebesar 61%, dan Amerika Selatan sebesar 47%. Selain itu ada pertimbangan lagi untuk sungai-sungai besar yang ada di setiap benua. Pertimbangan tersebut terletak pada besarnya perbedaan konsentrasi garam di sungai dan laut, suhu dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Menurut Post, sungai Rhine yang melintasi Eropa Barat adalah salah satu contoh sungai paling berpotensi di Eropa.

Dalam penelitiannya terhadap dua sungai besar di Eropa, Rhine dan Maas yang melintasi Belanda, berdasarkan perhitungannya, secara potensial kedua sungai itu bisa menghasilkan 2,4 GigaWatt per tahunnya. Agar layak secara ekonomi, 1,5 GigaWatt cukup untuk memenuhi 4 juta rumah di Belanda. Untuk uji coba skala besar, Jan Post menyarankan dibangunnya sebuah pembangkit berkapasitas 200MW di Afsluitdijk, yang terletak di sebelah barat Belanda.

Post juga menjelaskan bahwa pembangkit listrik untuk teknologi ini memang padat modal, tetapi jika dilihat kembali energi bersih yang dihasilkannya serta fungsinya yang bisa menggantikan pembangkit dengan bahan bakar fosil, maka investasi pada pembangkit listrik energi biru cukup berpotensi secara komersial.

Post juga menambahkan bahwa masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain menekan harga listrik energi biru yang dihasilkan, menemukan membran yang sesuai, bisa bekerja dalam air tercemar, banyaknya organisme yang menempel dan dengan harga yang murah, serta penelitian terhadap dua metode yang telah disebutkan sebelumnya. [Wageningen University]

Anonymous


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
Follow me @Bloggertheme9

2 comments:

  1. Mantap idenya, hanya saja perlu peninjauan lebih jauh.
    Zona Kreasi dan Informasi Teknik Mesin

    ReplyDelete
  2. mantap...tetapi efektifkah sistem ini, dengan menggunakan elektrolisis??

    ReplyDelete

Labels

Followers

Blog Archive

Recent News